Jurnal Refleksi Perubahan Kelas Sesuai Pemikiran KHD

Selamat Datang di SMAI NFBS Lembang, ini adalah Jurnal Refleksi: Pemikiran KHD yang saya terapkan di Kelas.

Tema Gambar Slide 2

Ide atau Gagasan yang Timbul Selama Proses Perubahan Dalam Menerapkan Pemikiran KHD.

Tema Gambar Slide 3

1. Penggunaan Teknologi, 2. Kolaborasi Siswa dan 3. Evaluasi Formatif

Tema Gambar Slide 4

Beberapa Dokumentasi yang Saya Ambil Ketika Melakukan Perubahan di Kelas.

Tema Gambar Slide 5

Pemanfaatan Teknologi, Adanya Pembelajaran Kolaborasi antar siswa dan Adanya Pelaksanaan Tes Formatik dilakukan agar Pembelajaran Lebih Menyenagkan dan Bermakna

Tema Gambar Slide 6

Teknologi Meningkatkan Partisipasi: Saya menemukan bahwa penggunaan teknologi dalam kelas benar-benar meningkatkan partisipasi siswa dan Kolaborasi Meningkatkan Keterampilan Sosial: Aktivitas kelompok yang lebih sering mendorong siswa untuk berkolaborasi dengan baik.

Tema Gambar Slide 7

Proses perubahan di kelas ini telah menjadi perjalanan yang menginspirasi. Saya merasa lebih percaya diri dalam mengadopsi perubahan positif lainnya di masa depan dan berkomitmen untuk terus meningkatkan pengajaran saya.

Sunday, October 22, 2023

 

Jurnal Refleksi 1.4: Membangun Budaya Positif dalam Pendidikan

Pendahuluan:

Dalam modul ini, kita mendalami cara membangun budaya positif dalam pendidikan melalui beberapa elemen penting seperti disiplin positif, keyakinan kelas, posisi kontrol guru, dan penerapan segitiga restitusi. Budaya positif adalah kunci untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan siswa. Dalam jurnal refleksi ini, saya akan merenungkan pemahaman saya tentang konsep-konsep ini dan bagaimana konsep tersebut dapat diterapkan dalam praktik pendidikan.

Peristiwa:

Dalam modul ini, saya mempelajari tentang pentingnya membangun budaya positif dalam lingkungan kelas. Disiplin positif, keyakinan kelas, posisi kontrol guru, dan penerapan segitiga restitusi adalah elemen-elemen kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dalam refleksi ini, saya akan merenungkan bagaimana elemen-elemen ini berinteraksi dalam menyelesaikan masalah siswa.

Perasaan:

Saya merasa lebih sadar akan dampak lingkungan kelas yang positif pada perasaan dan motivasi siswa. Disiplin positif tidak hanya mencakup sanksi, tetapi juga penguatan positif dan pengajaran aturan dan etika. Keyakinan kelas menciptakan atmosfer di mana siswa merasa dihargai dan diterima. Posisi kontrol guru harus berimbang sehingga siswa merasa memiliki tanggung jawab dalam pembelajaran mereka. Penerapan segitiga restitusi mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan memperbaiki kesalahan.

Pembelajaran:

Saya memahami bahwa disiplin positif adalah pendekatan yang lebih efektif daripada hukuman yang keras dalam mengelola perilaku siswa. Keyakinan kelas menciptakan iklim belajar yang positif, di mana siswa merasa nyaman berpartisipasi dan berbicara. Posisi kontrol guru yang seimbang memungkinkan siswa merasa memiliki kontrol atas pembelajaran mereka, yang meningkatkan motivasi. Segitiga restitusi memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari kesalahan mereka dan memperbaiki hubungan dengan rekan-rekan mereka.

Disiplin Positif:

Disiplin positif adalah pendekatan yang lebih mendalam dalam mengatasi perilaku siswa. Saya mengerti bahwa bukan hanya tentang memberikan sanksi, tetapi juga tentang mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. Disiplin positif menciptakan lingkungan yang menghargai komunikasi, kolaborasi, dan pertumbuhan pribadi.

Keyakinan Kelas:

Keyakinan kelas adalah percaya bahwa semua siswa mampu belajar dan berkembang. Ini adalah fondasi budaya positif dalam kelas. Keyakinan ini memotivasi guru untuk menciptakan tantangan yang sesuai untuk setiap siswa dan memberikan dukungan yang dibutuhkan agar mereka berhasil menjadi apa yang diyakini dalam pelaksanaan segala kebaikan.

Posisi Kontrol Guru:

Pemahaman bahwa guru adalah fasilitator dan pemimpin dalam kelas adalah penting. Guru harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Ini menciptakan rasa kepemilikan yang positif terhadap pembelajaran. Begitu pula dalam menyelesaikan masalah guru dapat memposisikan dirinya menjadi manager, namun jika masih belum dirasa cukup kuat maka jadilah teman bagi siswa 

Penerapan Segitiga Restitusi:

Segitiga restitusi adalah pendekatan yang membantu siswa belajar dari kesalahan mereka dan memahami dampak dari tindakan mereka. Saya mengerti bahwa ini bukan hanya tentang hukuman, tetapi tentang pembelajaran yang konstruktif. Segitiga restitusi melibatkan siswa, guru, dan komunitas dalam menyelesaikan masalah dan konflik, mulai dari menstabilkan identitas, Validasi tindakan yang slah dan menanyakan keyakinan

Pengalaman Pribadi:

Setelah belajar tentang elemen-elemen ini, saya mulai melihat bagaimana modul ini telah memengaruhi pengalaman belajar saya sendiri. Saya dapat mengingat situasi ketika guru memiliki keyakinan terhadap kemampuan saya, dan itu memotivasi saya untuk mencapai hasil yang lebih baik. Saya juga merasakan perbedaan ketika pendekatan disiplin positif digunakan daripada hanya memberikan hukuman.

Tantangan dan Kesempatan: Tentu saja, mengimplementasikan elemen-elemen ini dalam praktik pendidikan mungkin menghadapi tantangan, terutama ketika ada tuntutan kurikulum yang ketat atau tantangan perilaku siswa. Namun, ada peluang besar untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan memberikan dampak yang berkelanjutan pada perkembangan siswa.

Penerapan:

Dalam praktik pengajaran saya, saya berencana untuk mengadopsi prinsip-prinsip ini. Saya akan berusaha menerapkan disiplin positif dengan lebih banyak penguatan positif dan komunikasi yang jelas tentang aturan kelas. Saya akan menciptakan keyakinan kelas dengan mendengarkan siswa, mendukung keterlibatan mereka, dan menghargai perbedaan. Saya juga akan menjaga keseimbangan dalam posisi kontrol guru, memberikan siswa kesempatan untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran mereka. Penerapan segitiga restitusi akan menjadi bagian dari pendekatan saya dalam menangani masalah siswa.

Kesimpulan:

Membangun budaya positif dalam pendidikan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa. Saya berharap untuk mengintegrasikan elemen-elemen seperti disiplin positif, keyakinan kelas, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi dalam praktik pengajaran saya di masa depan. Ini adalah langkah penting menuju pendidikan yang lebih inklusif, adil, dan positif.

 

Jurnal Refleksi Modul 1.3

 

Jurnal Refleksi 1.3: Visi Guru Penggerak dalam Mewujudkan Karya Tulis Ilmiah yang Inovatif

 

Pendahuluan:

Modul ini membahas tentang peran guru penggerak dalam menciptakan karya tulis ilmiah yang inovatif dalam dunia pendidikan. Guru penggerak adalah pionir yang memimpin perubahan positif dalam sistem pendidikan. Dalam jurnal refleksi ini, saya akan merenungkan pemahaman saya tentang visi guru penggerak dan bagaimana saya dapat membantu menciptakan karya tulis ilmiah yang inovatif.

Perasaan:

Ketika saya pertama kali diajari tentang peran guru penggerak dalam mewujudkan karya tulis ilmiah yang inovatif, saya merasa tertantang namun juga antusias. Saya merasa tertantang oleh kompleksitas dan tingginya harapan terhadap seorang guru penggerak. Di sisi lain, saya merasa antusias karena ini adalah kesempatan untuk berkontribusi pada pengembangan pengetahuan dan memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan inovatif.

Peristiwa:

Saat mengikuti modul ini, saya memiliki kesempatan untuk bekerja dalam kelompok yang bertujuan untuk merancang proyek penelitian ilmiah bersama dengan guru penggerak. Dalam kelompok ini, kami mengidentifikasi masalah di lingkungan kami yang memerlukan pemecahan, dan kemudian merancang rencana penelitian kami. Guru penggerak memberikan panduan dan arahan yang sangat berharga dalam memandu kami sepanjang proses ini.

Pembelajaran:

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa guru penggerak memiliki peran yang sangat penting dalam menginspirasi dan membimbing siswa untuk mengembangkan karya tulis ilmiah yang inovatif. Mereka harus mampu mendengarkan ide-ide siswa, memberikan panduan yang tepat, dan memberikan dukungan yang diperlukan selama proses penelitian. Selain itu, guru penggerak juga harus memiliki visi yang kuat tentang bagaimana karya tulis ilmiah siswa dapat berkontribusi pada pemecahan masalah di dunia nyata.

Visi Guru Penggerak:

Visi guru penggerak adalah melihat potensi inovasi di dalam pendidikan. Saya memiliki tekad kuat untuk menciptakan perubahan positif dalam pendidikan melalui karya tulis ilmiah yang inovatif. Saya memiliki visi untuk menghadirkan solusi kreatif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran, kurikulum, atau masalah-masalah lain dalam dunia pendidikan.

Pentingnya Inovasi:

Saya semakin menyadari pentingnya inovasi dalam pendidikan. Dunia terus berubah, dan pendidikan harus mengikuti perubahan tersebut agar tetap relevan. Guru penggerak adalah agen perubahan yang mengenalkan ide-ide inovatif, baik dalam metode pengajaran, teknologi, atau kurikulum. Saya berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan memberikan solusi untuk tantangan pendidikan yang ada.

Pengalaman Pribadi:

Setelah memahami visi guru penggerak, saya mulai merenungkan bagaimana pendidikan saya sendiri telah dipengaruhi oleh guru-guru inovatif. Saya mengingat guru-guru yang selalu mencari cara baru untuk membuat pelajaran lebih menarik dan efektif. Saya mendorong kreativitas dan pemikiran kritis, yang memberi saya pengalaman pembelajaran yang berharga.

Tantangan dan Kesempatan: Tentu saja, menciptakan karya tulis ilmiah yang inovatif tidak selalu mudah. Guru penggerak mungkin menghadapi tantangan dalam menerapkan ide-ide baru, terutama jika ada hambatan birokrasi atau resistensi dari pihak lain. Namun, Saya  memiliki kesempatan untuk mempengaruhi orang lain, membangun kolaborasi, dan menjadi pemimpin yang membawa perubahan.

Penerapan:

Saya merasa sangat termotivasi untuk menerapkan pembelajaran ini dalam peran guru saya di masa depan. Saya berencana untuk menjadi seorang guru penggerak yang dapat memotivasi siswa untuk mengeksplorasi topik-topik yang menarik bagi mereka, mendorong mereka untuk berpikir kritis, dan memberikan panduan yang diperlukan untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang inovatif. Saya akan berusaha untuk mendengarkan ide-ide siswa dan membantu mereka dalam mengembangkan visi mereka sendiri tentang bagaimana kontribusi mereka dapat membuat perbedaan dalam masyarakat.

Kesimpulan:

Visi guru penggerak dalam menciptakan karya tulis ilmiah yang inovatif sangat penting dalam pengembangan pendidikan. Saya berharap untuk mengadopsi sikap yang inovatif dalam praktik pengajaran saya di masa depan dan berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan mutu pendidikan melalui penelitian dan eksperimen. Guru-guru penggerak adalah pionir yang membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan dan saya berharap untuk menjadi salah satu karya terbaik bagi sekolah saya.

Pembelajaran ini mengubah pandangan saya tentang peran guru sebagai agen perubahan dan inovator. Saya yakin bahwa sebagai seorang guru, saya dapat memainkan peran yang signifikan dalam menginspirasi generasi mendatang untuk menjalani proses penelitian ilmiah yang inovatif dan membuat perubahan positif dalam masyarakat.

Jurnal Refleksi Modul 1.2

 Jurnal Refleksi 1.2: Peran dan Nilai Guru Penggerak

Pendahuluan:

Modul ini membahas peran dan nilai guru penggerak dalam dunia pendidikan. Guru penggerak merupakan individu yang memiliki dedikasi tinggi untuk membawa perubahan positif dalam pendidikan. Dalam jurnal refleksi ini, saya akan merenungkan pemahaman saya tentang peran guru penggerak dan mengapa saya sangat penting dalam perkembangan sistem pendidikan.

Perasaan:

Pembelajaran dalam modul ini menggugah perasaan saya terhadap peran guru sebagai penggerak utama dalam pendidikan. Saya merasa terinspirasi oleh kemampuan guru untuk memotivasi, membimbing, dan mendukung perkembangan siswa. Ini membuat saya merenungkan kembali mengapa saya memilih profesi pendidikan dan bagaimana perasaan saya terhadap peran ini telah berkembang seiring waktu. .






Peristiwa:

Sebagai bagian dari modul ini, saya mendengarkan cerita dan pengalaman dari guru-guru yang telah menjadi penggerak dalam pendidikan. Salah satu cerita yang paling mengesankan adalah tentang seorang guru yang berhasil merubah kehidupan siswa yang awalnya putus asa menjadi siswa yang bersemangat untuk belajar dan berkembang. Peristiwa ini mengingatkan saya akan dampak luar biasa yang bisa dimiliki seorang guru terhadap kehidupan siswa.

Pembelajaran:

Saya telah belajar bahwa guru penggerak bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga berperan dalam membentuk karakter, nilai-nilai, dan sikap positif siswa. Mereka menjadi panutan dan inspirasi bagi siswa. Pembelajaran ini mendorong saya untuk lebih memahami pentingnya memiliki pengetahuan yang mendalam dalam mata pelajaran yang saya ajarkan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, mendengarkan, dan memotivasi siswa.

Peran Guru Penggerak:

Guru penggerak adalah pionir yang memimpin inovasi dalam pendidikan. Saya tidak hanya mengajar, tetapi juga bertindak sebagai agen perubahan. Saya mendorong adopsi praktik terbaik, menginspirasi rekan-rekan Saya, dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa berkembang secara optimal. Dalam dunia yang terus berubah, peran guru penggerak menjadi semakin vital.

Nilai Guru Penggerak:

Saya semakin menyadari nilai guru penggerak. Saya mampu membantu merampingkan birokrasi pendidikan, memotivasi siswa, dan meningkatkan mutu pengajaran. Saya juga mendorong pengembangan kurikulum yang lebih relevan dan berfokus pada pembelajaran yang berpusat pada murid. Nilai Saya tidak hanya terbatas pada kelas, tetapi juga mempengaruhi masa depan generasi muda dan perkembangan negara.

Pengalaman Pribadi:

Setelah mempelajari konsep guru penggerak, saya mencoba merenungkan peran dan dampak guru-guru yang telah memengaruhi perjalanan pendidikan saya. Saya beruntung memiliki beberapa guru yang menginspirasi, yang tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga memotivasi saya untuk berkembang sebagai individu. Saya memiliki kualitas kepemimpinan dan dedikasi yang tinggi.

Tantangan dan Kesempatan:

Saya juga mempertimbangkan tantangan yang dihadapi oleh guru penggerak. Terkadang, saya mungkin menghadapi resistensi dari pihak lain yang enggan berubah. Namun, saya memiliki kesempatan untuk membangun jaringan dukungan, berkolaborasi dengan rekan-rekan, dan menjadikan visi Saya tentang pendidikan yang lebih baik menjadi kenyataan.

Penerapan:

Pembelajaran tentang peran guru penggerak telah mendorong saya untuk mempertimbangkan bagaimana saya dapat menerapkan konsep ini dalam praktik pengajaran saya di masa depan. Saya merasa perlu untuk menjadi guru yang mendengarkan dengan empati, merespons kebutuhan siswa secara individual, dan menginspirasi mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka. Selain itu, saya akan berusaha untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan saya agar bisa memberikan pendidikan yang lebih baik. 

Kesimpulan:

Peran dan nilai guru penggerak dalam dunia pendidikan sangat penting. Saya adalah agen perubahan yang memengaruhi siswa, rekan-rekan Saya, dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Saya berharap untuk mendukung peran guru penggerak di masa depan dan berkontribusi pada perbaikan sistem pendidikan melalui dedikasi dan inovasi dalam pengajaran saya. Pendidikan berkualitas membutuhkan guru-guru yang berperan sebagai pemimpin dan penggerak perubahan.

Modul ini telah menggugah perasaan saya tentang peran guru sebagai penggerak dalam pendidikan. Saya percaya bahwa guru memiliki potensi besar untuk mengubah kehidupan siswa, dan saya berharap dapat menjadi guru yang memiliki dampak positif pada siswa di masa 

Jurnal Refleksi Modul 1.1

 

Jurnal Refleksi 1.1: Pembelajaran Berpusat pada Murid

 

Pendahuluan:

Dalam modul pembelajaran ini, saya mendalami konsep pembelajaran berpusat pada murid. Saya memahami bahwa pendekatan ini menekankan peran aktif siswa dalam proses belajar, di mana mereka memiliki kendali lebih besar atas pembelajaran mereka sendiri, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Dalam jurnal refleksi ini, saya akan merenungkan pengalaman dan pemahaman saya tentang pendekatan ini.

Perasaan:

Saat saya pertama kali memasuki kelas yang menerapkan pendekatan pembelajaran berpusat pada murid, saya merasa sedikit was-was. Saya merasa cemas karena saya tidak tahu apa yang diharapkan dari saya, dan sebelumnya, saya lebih terbiasa dengan pendekatan guru yang mengajar secara langsung. Namun, ada juga keinginan yang kuat untuk mencoba sesuatu yang baru, dan saya merasa penasaran tentang bagaimana pendekatan ini akan memengaruhi pembelajaran saya.

Peristiwa:

Selama beberapa minggu pertama pembelajaran berpusat pada murid, saya mengalami beberapa peristiwa yang menarik. Saya menyadari bahwa guru tidak lagi menjadi sumber utama pengetahuan, melainkan berperan sebagai panduan dan dukungan. Saya juga melihat bagaimana teman-teman sekelas saya mulai aktif berpartisipasi dalam diskusi, proyek, dan penelitian mereka sendiri. Ini adalah perubahan signifikan dari pendekatan guru yang berpusat pada guru.

Pembelajaran:

Salah satu pembelajaran paling penting yang saya peroleh adalah pentingnya kemandirian dalam proses pembelajaran. Saya belajar bahwa untuk sukses dalam pendekatan ini, saya harus menjadi lebih proaktif dalam mengidentifikasi sumber informasi, mengembangkan pertanyaan, dan mengorganisir pembelajaran saya sendiri. Ini juga mengajarkan saya untuk berkolaborasi dengan teman-teman sekelas dalam mendiskusikan ide-ide dan pemecahan masalah bersama.

Pengalaman Pribadi:

Modul ini membuka mata saya terhadap potensi besar yang dimiliki setiap siswa. Ketika siswa diberikan kebebasan untuk memimpin pembelajaran mereka sendiri, mereka cenderung lebih termotivasi dan berpartisipasi aktif. Saya merasa bahwa belajar bukan hanya tentang menghafal fakta, tetapi tentang memahami konsep, menerapkan pengetahuan, dan memecahkan masalah dengan cara yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Pengaruh Terhadap Pendekatan Saya:

Konsep pembelajaran berpusat pada murid telah memengaruhi cara saya memandang peran seorang guru. Sebagai seorang calon pendidik, saya menyadari bahwa penting untuk menciptakan lingkungan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir kritis, dan mencari jawaban sendiri. Saya merasa bahwa guru seharusnya lebih dari sekadar penyampai informasi; mereka harus menjadi pemandu yang membantu siswa mengembangkan keterampilan belajar sepanjang hidup.

Kritik dan Pertanyaan:

Saya menyadari bahwa pendekatan ini mungkin tidak selalu mudah diterapkan dalam semua konteks pendidikan. Ada tantangan, seperti bagaimana menilai kemajuan siswa dan mendukung siswa yang mungkin membutuhkan bimbingan lebih lanjut. Saya juga bertanya-tanya tentang bagaimana kita bisa memastikan bahwa setiap siswa benar-benar aktif dalam pembelajaran mereka.

Penerapan:

Saat ini, saya terus menerapkan konsep pembelajaran berpusat pada murid dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya telah memulai proyek-proyek kecil yang mengharuskan saya untuk mencari informasi, mengembangkan kemampuan analisis, dan berpikir kreatif. Saya juga merasa lebih percaya diri dalam berbicara dalam diskusi kelas dan berbagi pendapat saya. Selain itu, saya merencanakan untuk menerapkan pendekatan ini dalam pengajaran saya nanti ketika saya menjadi guru, dengan memberikan siswa kesempatan untuk memimpin pembelajaran mereka sendiri.

Kesimpulan:

Pembelajaran berpusat pada murid adalah pendekatan yang memotivasi dan relevan dalam dunia pendidikan. Saya berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam praktik pengajaran saya di masa depan. Saya percaya bahwa pendidikan yang memberdayakan siswa untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka akan membantu menciptakan pemikiran yang kritis, kreatif, dan mandiri, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan dunia yang terus berubah.

Pendekatan pembelajaran berpusat pada murid telah mengubah pandangan saya tentang pendidikan. Saya merasa lebih siap untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dan menerima peran aktif dalam pembelajaran saya. Saya percaya bahwa pendekatan ini memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan keterampilan kritis dan kreatif yang akan membantu saya sukses di masa depan. Saya sangat bersemangat untuk terus menerapkan konsep ini dalam hidup saya.

Monday, October 09, 2023

MODUL SAGUSABLOG DASAR

🌟 GRATIS 🌟 
📝 (KHUSUS ANGGOTA IGI) 
       WORKSHOP SAGUSABLOG KELAS DASAR (87) 
📝 (Tanggal 8 Oktober s/d 14 Oktober 2023) 

🌟 CARA DAFTAR: 
1. Buka tautan: https://gurupembelajar.igi.or.id/home/kegiatan/47332 Klik tombol Daftar. 
2. Masukan email dan password keanggotaan IGI. 
3. Klik Kegiatan 
4. Klik Aksi 
5. Klik Detail 
6. Klik LINK GRUP AULA 
7. SELESAI 

Link Twibbon: https://www.twibbonize.com/sagusablog 

📝📝 Narahubung: 
082267828393 Dyah Ayu Woro Wirateh (Pengurus Inti Sagusablog) 
 ❤️ Silahkan sebarkan ❤️ 
 Salam Sagusablog 
 Founder Kanal Amin Mungamar 

 Berikut Modul Sagusablog Dasar IGI

Sunday, October 08, 2023

PRAKARSA PERUBAHAN KTI INOVATIF

 Assalamualaikum Wr Wb

Saya akan menceritakan aksi nyata modul 1.3 Visi Guru Penggerak yang telah saya lakukan di sekolah, Visi SMA NFBSL sesuai dengan visi guru penggerak yang akan saya jabarkan kedalam bentuk prakarsa perubahan yaitu mewujudka generasi yang sholeh, memiliki pemahaman syar’i dan kompetensi di bidang sains dan teknologi, serta jiwa kepemimpinan. Dalam hal ini prakarsa perubahan yang saya lakukan adalah “Meningkatkan Budaya Literasi Siswa pada Kompetensi Sains dan Teknologi dalam Program Karya Tulis Ilmiah Inovatif”prakarsa ini saya angkat karena saya merupakan penanggung jawab KTI di sekolah saya.

Beberapa Tahapan yang saya lakukan di aksi nyata ini yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan dan Refleksi (untuk melihat kebermanfaatan KTI bagi keperpihakannya kepada murid)

Pada Tahap Perecanaan

1. saya berdiskusi , meminta saran dan berkolaborasi terkait visi perubahan yang ingin saya terapkan dalam KTI Sekolah, alhamdulillah tanggapan sangat positif dan beliau sunggung memberi suport yang besar buat visi ini

2. saya juga berkolaborasi dan meminta bimbingan dan juga arahan terkait visi perubahan yang akan saya terapkan. Beliau sangat mensuport

3. saya juga berkolaborasi bersama rekan kerja, teman teman sangat mendukung dang menyatakan kebermanfaatan KTi bagi siswa

4. Melakukan diskusi dan kolaborasi kepada pembina terkait apa dan bagaimana hal yang terbaik untuk dilakukan agar KTI inovasi berhasil ditrepkan pada siswa

Dari hasil diskusi, kolaborasi dan arahan kepsek juga wakasek maka tercetuslah Proyek KTI INOVASI yang diterapkan dalam 

PRAMUKA

SRA (SEKOLAH RAMAH ANAK)

SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA (SPAB)

ADIWIYATA

KIMIA TEKNOLOGI

FISIKA TEKNOLOGI

BIOLOGI TEKNOLOGI

Selanjutnya yang saya lakukan adalah melakukan sosialisasi KTI yang telah didiskusikan sebelumnya.

Program KTI ini disosialisasikan ke seluruh siswa kelas XI

Tahap Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya, sebenarnya memerlukan  waktu yang cukup lama sekitar 6 bulan,  selama bimbingan siswa dibimbing oleh guru dalam waktu 70 menit pertemuan. Selama pertemuan tersebut siswa diarahkan melakukan penelitian dan penulisan yang standar kaidah penulisan KTI. 

Untuk memastikan mereka siap di sidang, maka seminggu sebelum sidang dilakukan intensif bimbingan dari pagi hingga sore bersama guru pembimbing, ALhamdulillah setelah selama epekan Intensif Bimbingan KTI maka KTI  yang telah dibuat siswa dipastikan dapat menjadi KTI Layak Sidang

Berikut beberapa  KTI yang siap dan layak untuk dilakukannya sidang KTI



PRESENTASI SIDANG KTI



Saat sidang siswa diberikan kebebasan dan keluasan dalam mempresentasikan hasil karya KTI yang telah mereka lakukan. Dalam sidang dibagikan beberapa ruang dengan masing-masing penguji mendapatkan 2-3 kelompok siswa yang di uji, Setiap Kelompok maju satu persatu dan mempresentasikan hasil karya mereka dengan semnagat dan antusias, selanjutnya mereka diberikan pertanyaan oleh penguji untuk memastikan bahwa KTI yang mereka buat adalah asli tidak plagiarisme

Tahap Refleksi

Berikut Refleksi dari Beberapa siswa :

“Program KTI adalah program yang  sangat bermanfaat bagi kehidupan kita, semakin banyak literasi maka semakin banyak tulisan yang dapat dibuat, sehingga hasil yang didapatkan juga sangat memuaskan dan mendapatkan nilai terbaik saat sidang” (Khalisah)

“Program KTI sangat membantu saya menyusun dan mengatur kata kata yang ilmiah sehingga sesuai dengan karya tulis ilmiah, manfaat yang saya dapatkan sangat banyak. Saya faham bagaimana melakukan penelitian yang baik dan tahap-tahapnya. Semoga membantu saya saat skripsi nanti ” (Yoga)

“Walaupun membuat KTI tidak semudah yang dibayangkan, ditambah juga dengan agenda OSIS sempat membuat saya pusing, tapi saya tetap semangat dan dengan bimbingan pembina saya dapat menyelesaikan tulisan KTI dan alhamdulillah saya mendapatkan nilai yang sangat bagus ditulisan saya. yeyyy” (Jauda)

Demikian aksi nyata prakarsa perubahan yang saya lakukan di KTI Inovatif

Assalamualaikum wr wb